UAS
soal UAS
Data Demografi Klien:
Nama: Bapak Angga
Usia: 35 tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Status Perkawinan: Belum menikah
Pendidikan Terakhir: Sarjana Teknik Informatika
Pekerjaan: Pengembang perangkat lunak (bekerja dari rumah/WFH)
Tinggal Bersama: Orang tua
Riwayat Kesehatan Dahulu: Bapak Angga tidak memiliki riwayat penyakit fisik kronis yang signifikan. Ia selalu menjadi pribadi yang pendiam dan pemalu sejak remaja. Tidak ada riwayat gangguan jiwa yang terdiagnosis sebelumnya, namun ia mengakui selalu merasa tidak nyaman dalam situasi sosial yang melibatkan orang banyak atau orang baru.
Riwayat Kesehatan Sekarang: Bapak Angga datang ke klinik keperawatan jiwa atas dorongan orang tuanya. Keluhan utama yang disampaikan adalah kecemasan yang intens dan melumpuhkan setiap kali harus berinteraksi sosial, terutama dalam situasi baru atau yang melibatkan penilaian dari orang lain. Kecemasan ini dirasakannya sejak lama, namun semakin memburuk dalam setahun terakhir seiring tuntutan pekerjaan yang terkadang mengharuskannya untuk melakukan presentasi daring atau bertemu klien.
Pemicu Masalah: Pemicu utama kecemasannya adalah situasi sosial yang melibatkan interaksi atau penilaian. Meskipun bekerja dari rumah, ia harus mengikuti rapat daring dan sesekali melakukan presentasi. Dalam rapat ini, ia sering merasa tegang, takut salah bicara, atau khawatir akan diperhatikan. Seminggu yang lalu, ia harus melakukan presentasi penting yang membuatnya panik, jantungnya berdebar kencang, suaranya bergetar, dan berkeringat dingin, sehingga presentasinya tidak berjalan lancar. Peristiwa ini sangat memukul kepercayaan dirinya.
Gejala dan Perilaku Saat Ini:
Emosional: Merasa sangat cemas dan panik sebelum, selama, dan setelah interaksi sosial, terutama yang melibatkan orang baru atau presentasi. Ia juga merasa malu dan gelisah, serta sering menilai diri sendiri secara negatif setelah interaksi.
Kognitif: Pikiran sering berfokus pada kekhawatiran tentang apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya, takut mempermalukan diri sendiri, atau takut dinilai negatif. Ia sering memutar ulang percakapan dalam benaknya dan menganalisis setiap kata yang ia ucapkan.
Fisik: Mengalami gejala fisik seperti jantung berdebar kencang, keringat dingin, gemetar, napas pendek, pusing, mual, dan otot tegang saat menghadapi situasi sosial yang ditakuti.
Perilaku: Menghindari acara sosial (misalnya, pesta keluarga besar, kumpul teman lama), menolak promosi pekerjaan yang melibatkan interaksi tim yang lebih intens, dan lebih memilih bekerja sendiri. Ia juga menghindari kontak mata saat berbicara dan seringkali berbicara dengan suara pelan atau tidak jelas ketika terpaksa berinteraksi.
Pemeriksaan Status Mental (Hasil Observasi Perawat):
Penampilan Umum: Rapi, namun tampak tegang. Sering terlihat menggosokkan tangan.
Afek dan Mood: Afek tegang, mood cemas.
Pembicaraan: Volume suara pelan, kadang bergetar, kurang spontan, sering menjawab singkat.
Proses Pikir: Koheren, namun dominan pada ide-ide kekhawatiran tentang penilaian orang lain (preoccupation with social evaluation).
Isi Pikir: Berisi ketakutan akan mempermalukan diri, kritik, dan penolakan sosial. Tidak ditemukan waham atau halusinasi.
Persepsi: Tidak ada gangguan persepsi.
Memori: Baik.
Orientasi: Baik terhadap waktu, tempat, dan orang.
Perhatian dan Konsentrasi: Sulit mempertahankan fokus pada topik di luar kekhawatirannya.
Insight (Daya Tilikan): Cukup baik, Bapak Angga menyadari bahwa ketakutannya berlebihan, tetapi ia merasa tidak berdaya untuk mengatasinya.
Penilaian (Judgment): Terganggu dalam mengambil keputusan yang melibatkan interaksi sosial (misalnya, menolak kesempatan karier).