SOAL STUDI KASUS
soal :
Nyonya Aminah, 45 tahun, seorang ibu rumah tangga dari suku Madura, dirawat di bangsal bedah dengan diagnosis apendisitis akut yang memerlukan tindakan apendektomi segera. Ia datang ke rumah sakit ditemani oleh suami dan anak sulungnya.
Saat perawat (Suster Dina) menjelaskan tentang kondisi Nyonya Aminah dan pentingnya operasi, keluarga menunjukkan ekspresi tidak nyaman. Suami Nyonya Aminah, Bapak Rasyid, dengan tegas menyatakan keberatan terhadap operasi. "Kami tidak ingin anak kami dioperasi, Suster. Kami percaya ini bisa disembuhkan dengan cara kami sendiri, dengan bantuan Kyai di kampung. Kami akan membawanya pulang sekarang."
Suster Dina mencoba menjelaskan kembali risiko jika operasi ditunda, potensi komplikasi, dan pentingnya penanganan medis modern. Namun, Bapak Rasyid tetap bersikukuh, "Ini masalah kepercayaan dan budaya kami, Suster. Kami sudah biasa seperti ini. Kyai kami lebih tahu." Anak sulung Nyonya Aminah juga mengangguk setuju dengan ayahnya, menunjukkan dukungan terhadap keputusan tersebut.
Nyonya Aminah sendiri terlihat bimbang. Ia tampak menghormati keputusan suami dan keluarganya, namun raut wajahnya juga menunjukkan kekhawatiran akan kondisinya. Komunikasi antara perawat dan keluarga menjadi tegang, dan Suster Dina merasa kesulitan untuk menjembatani perbedaan pandangan ini.
isntuksi pertanyaan:Identifikasi hambatan komunikasi apa saja yang muncul dalam skenario di atas antara perawat dengan keluarga pasien. Jelaskan mengapa hambatan tersebut terjadi.
Analisis faktor budaya apa saja yang memengaruhi pengambilan keputusan keluarga dalam kasus ini.